Age, Biography and Wiki
Sujiwo Tejo (Agus Hadi Sujiwo) was born on 31 August, 1962 in Jember, East Java, Indonesia, is an Actor, Composer, Director. Discover Sujiwo Tejo's Biography, Age, Height, Physical Stats, Dating/Affairs, Family and career updates. Learn How rich is She in this year and how She spends money? Also learn how She earned most of networth at the age of 59 years old?
Popular As |
Agus Hadi Sujiwo |
Occupation |
actor,composer,director |
Age |
60 years old |
Zodiac Sign |
Virgo |
Born |
31 August, 1962 |
Birthday |
31 August |
Birthplace |
Situbondo, Jawa Timur, Indonesia |
Nationality |
Indonesia |
We recommend you to check the complete list of Famous People born on 31 August.
She is a member of famous Actor with the age 60 years old group.
Sujiwo Tejo Height, Weight & Measurements
At 60 years old, Sujiwo Tejo height not available right now. We will update Sujiwo Tejo's Height, weight, Body Measurements, Eye Color, Hair Color, Shoe & Dress size soon as possible.
Physical Status |
Height |
Not Available |
Weight |
Not Available |
Body Measurements |
Not Available |
Eye Color |
Not Available |
Hair Color |
Not Available |
Who Is Sujiwo Tejo's Husband?
Her husband is Rosa Nurbaiti (m. 1989)
Family |
Parents |
Not Available |
Husband |
Rosa Nurbaiti (m. 1989) |
Sibling |
Not Available |
Children |
Not Available |
Sujiwo Tejo Net Worth
Her net worth has been growing significantly in 2022-2023. So, how much is Sujiwo Tejo worth at the age of 60 years old? Sujiwo Tejo’s income source is mostly from being a successful Actor. She is from Indonesia. We have estimated
Sujiwo Tejo's net worth
, money, salary, income, and assets.
Net Worth in 2023 |
$1 Million - $5 Million |
Salary in 2023 |
Under Review |
Net Worth in 2022 |
Pending |
Salary in 2022 |
Under Review |
House |
Not Available |
Cars |
Not Available |
Source of Income |
Actor |
Sujiwo Tejo Social Network
Timeline
Sujiwo Tejo juga menggarap musik untuk pertunjukan musikal berjudul Battle of Love-when love turns sour, yang digelar 31 Mei sampai 2 Juni 2005 di Gedung Kesenian Jakarta. Hasil pertunjukan karya bersama Rusdy Rukmarata (sutradara & koreografer) dan Sujiwo Tejo (komposer musik) akan digunakan untuk membiayai program pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak putus sekolah yang dikelola oleh Yayasan Titian Penerus Bangsa.Sujiwo Tejo juga menyutradarai drama musikal yang berjudul 'Pangeran Katak dan Puteri Impian' yang digelar di Jakarta Convention Center tanggal 1 dan 2 Juli 2006.
Selain ndalang, Sujiwo Tejo juga aktif dalam menggelar atau turut serta dalam pertunjukan teater. Antara lain, membuat pertunjukan Laki-laki kolaborasi dengan koreografer Rusdy Rukmarata di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Utan Kayu, 1999. Sujiwo Tejo juga menjadi Sang Dalang dalam pementasan EKI Dancer Company yang bertajuk Lovers and Liars di Balai Sarbini, Sabtu dan Minggu, 27-28 Februari 2004. Selain teater, Sujiwo Tejo juga bermain dan menjadi sutradara film.
Pada tahun 1998, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti labum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (1999), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
Sujiwo Tejo yang mendalang wayang kulit sejak anak-anak, mulai mencipta sendiri lakon-lakon wayang kulit sebagai awal profesinya di dunia wayang dengan judul Semar Mesem (1994). Ia juga menyelesaikan 13 episode wayang kulit Ramayana di Televisi Pendidikan Indonesia tahun 1996, disusul wayang acappella berjudul Shinta Obong dan lakon Bisma Gugur. Pergumulannya dengan komunitas Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI), memberinya peluang untuk mengembangkan dirinya secara total di bidang kesenian. Selain mengajar teater di EKI sejak 1997, Sujiwo Tejo juga memberikan workshop teater di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998. Berlanjut pada tahun 1999, Tejo memprakarsai berdirinya Jaringan Dalang. Tujuannya adalah untuk memberi napas baru bagi tumbuhnya nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat masa kini. Bahkan pada tahun 2004, Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani. Pada tanggal 7 Desember 2018, Sujiwo Tejo bersama para pemain wayang orang dari Wayang Orang Bharata dan dosen serta mahasiswa Program Studi Sastra Jawa FIB Universitas Indonesia (UI), bermain dalam pementasan wayang orang berjudul Rahwana Putih yang diadaptasi dari sebuah novel karya Dr. Sri Teddy Rusdy, S.H., M.Hum., dalam rangka Dies Natalis ke-78 FIB UI.
Kuliah di jurusan Matematika masuk tahun 1980 dan jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, hasrat berkesenian Sujiwo mulai berkembang. Saat itu Sujiwo Tejo menjadi penyiar radio kampus, main teater, dan mendirikan Ludruk ITB bersama budayawan Nirwan Dewanto. Sujiwo Tejo juga menjabat Kepala Bidang Pedalangan pada Persatuan Seni Tari dan Karawitan Jawa di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1981-1983 dan pernah membuat hymne jurusan Teknik Sipil ITB pada Orientasi Studi tahun 1983.
Sujiwo Tejo was born on August 31, 1962 in Jember, East Java, Indonesia as Agus Hadi Sujiwo.